Saturday, 21 September 2019

Pembacaan Hari Minggu – Ahad, 22 September 2019


BACAAN PERTAMA                                  (Am 8:4-7)

Pembacaan dari Nubuat Amos:

Peringatan terhadap orang yang membeli orang papa kerana uang.

Dengarkanlah ini, hai kamu yang menginjak-injak orang miskin, dan yang membinasakan orang sengsara di negeri ini, dan yang berpikir, Kapan pesta bulan-baru berlalu, supaya kita boleh menjual gandum; kapan hari Sabat berlalu, supaya kita boleh berdagang terigu; kita akan memperkecil takaran, menaikkan harga dan menipu dengan neraca palsu; kita akan membeli orang papa karena uang, dan membeli orang miskin karena sepasang kasut; kita akan menjual terigu tua.'

Beginilah Tuhan telah bersumpah demi kebanggaan Yakub, "Aku tidak akan melupakan untuk seterusnya segala perbuatan mereka!"

Demikianlah Sabda Tuhan.


MAZMUR TANGGAPAN                           (Mzm. 113:1-2.4-6.7-8)

Ulangan : Pujilah puji Allah, Tuhan yang maharahim.

1.               Pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, pujilah nama Tuhan! Kiranya nama Tuhan dimahsyurkan, sekarang dan selama-lamanya.

Pujilah puji Allah, Tuhan yang maharahim.

2.               Tuhan tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit. Siapakah seperti Tuhan, Allah kita, yang diam di tempat tinggi, yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi?

Pujilah puji Allah, Tuhan yang maharahim.

3.               Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur, untuk mendudukkan dia bersama-sama dengan para bangsawan, bersama dengan para bangsawan bangsanya.

Pujilah puji Allah, Tuhan yang maharahim.



BACAAN KEDUA                            (1 Tim 2:1-8)
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius:

Panjatkanlah permohonan untuk semua orang. Itulah yang berkenan kepada Allah, yang mengkehendaki agar semua orang diselamatkan.

Saudaraku yang terkasih,
pertama-tama aku menasihatkan: Panjatkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur kepada Allah bagi semua orang, bagi pemerintah dan penguasa, agar kita dapat hidup aman dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. Itulah yang baik dan berkenan kepada Allah, Penyelamat kita. Ia menghendaki agar semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.
Allah itu esa, dan esa pula Dia yang menjadi pengantara Allah dan manusia, yaitu Manusia Kristus Yesus. Ia telah menyerahkan diri sebagai tebusan bagi semua orang: Suatu kesaksian pada waktu yang tepat. Untuk kesaksian itulah aku telah ditetapkan sebagai pewarta dan rasul. Yang kukatakan ini benar, aku tidak berdusta! Aku ditetapkan sebagai pengajar orang-orang bukan Yahudi, dalam iman dan kebenaran.

Oleh karena itu aku ingin, agar di mana pun kaum laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa kemarahan dan perselisihan.

Demikianlah Sabda Tuhan.


BAIT PENGANTAR INJIL

Alleluia, alleluia, Alleluia.
Yesus Kristus menjadi miskin sekalipun Ia kaya, supaya karena kemiskinan-Nya kamu menjadi kaya.
Alleluia, alleluia, Alleluia.



BACAAN INJIL                                (Luk. 16:1-13)
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya. Lalu si kaya itu memanggil bendahara itu dan berkata, 'Apakah yang telah kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungjawaban atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara.'

Berkatalah bendahara itu di dalam hatinya, 'Apakah yang harus kuperbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu. Aku tahu apa yang akan kuperbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka.

Lalu bendahara itu memanggil satu demi satu orang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada yang pertama, 'Berapakah hutangmu kepada tuanku?' Jawab orang itu, 'Seratus tempayan minyak.' Lalu kata bendahara itu kepadanya, 'Inilah surat hutangmu! Duduklah dan buatlah surat hutang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan.' Kemudian ia berkata kepada yang kedua, 'Dan Saudara, berapakah hutangmu?' Jawab orang itu, 'Seratus pikul gandum.' Katanya kepada orang ini, 'Inilah surat hutangmu! Buatlah surat hutang lain: Delapan puluh pikul.' Bendahara yang tidak jujur itu dipuji oleh tuannya, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya daripada anak-anak terang. Maka Aku berkata kepadamu: Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi.

Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Jadi, jika kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan harta sejati kepadamu? Dan jika kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu?

Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain; atau ia akan setia kepada yang seorang, dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."

Demikianlah Injil Tuhan.

Sunday, 15 September 2019

Buletin Gereja - Ahad, 15 September 2019


Pembacaan Hari Minggu – Ahad, 15 September 2019


BACAAN PERTAMA                       (Kel 32:7-11.13-14)
Pembacaan dari Kitab Keluaran:

Siapakah yang dapat memikirkan apa yang dikehendaki Tuhan?

Di Gunung Sinai Allah berfirman kepada Musa, "Pergilah, turunlah, sebab bangsamu yang kaupimpin keluar dari tanah Mesir telah rusak peri lakunya. Begitu cepat mereka menyimpang dari jalan yang Kuperintahkan kepada mereka. Mereka telah membuat anak lembu tuangan, dan kepadanya mereka sujud menyembah dan mempersembahkan kurban sambil berkata, Hai Israel, inilah Allahmu yang telah menuntun engkau keluar dari tanah Mesir." 

Lagi firman Tuhan kepada Musa, "Telah Kulihat bangsa ini, dan sesungguhnya mereka adalah suatu bangsa yang tegar tengkuk! Oleh sebab itu biarkanlah murka-Ku bangkit terhadap mereka, dan Aku akan membinasakan mereka; tetapi engkau akan Kubuat menjadi bangsa yang besar."

Lalu Musa mencoba melunakkan hati Tuhan, Allahnya, dengan berkata, "Mengapakah, Tuhan, murka-Mu bangkit terhadap umat-Mu,
yang telah Kaubawa keluar dari tanah Mesir dengan kekuatan yang besar dan dengan tangan yang kuat? Ingatlah kepada Abraham, Ishak dan Israel, hamba-hamba-Mu itu, sebab kepada mereka Engkau telah bersumpah demi diri-Mu sendiri dengan berfirman kepada mereka, Aku akan membuat keturunanmu sebanyak bintang di langit, dan seluruh negeri yang telah Kujanjikan ini akan Kuberikan kepada keturunanmu, supaya dimilikinya untuk selama-lamanya."

Dan menyesallah Tuhan atas malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya.

Demikianlah Sabda Tuhan.


MAZMUR TANGGAPAN                      (Mzm. 51:3-14.12-13.17.19)

Ulangan : Kasihanilah, ya Tuhan. Kaulah pengampun yang Rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.

1.              Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!

Kasihanilah, ya Tuhan. Kaulah pengampun yang Rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.

2.               Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku.

      Kasihanilah, ya Tuhan. Kaulah pengampun yang Rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.      


Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwaku yang hancur; hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Kasihanilah, ya Tuhan. Kaulah pengampun yang Rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.


BACAAN KEDUA                       (1 Tim 1:12-17)
Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius:

Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa.

Saudaraku terkasih, aku bersyukur kepada Kristus Yesus, Tuhan kita, yang menguatkan aku, karena Ia menganggap aku setia, dan mempercayakan pelayanan ini kepadaku. Padahal tadinya aku seorang penghujat dan seorang penganiaya yang ganas. Tetapi aku telah dikasihani-Nya, karena semuanya itu telah kulakukan tanpa pengetahuan, yaitu di luar iman. Malah kasih karunia Tuhan kita itu telah dilimpahkan kepadaku bersama dengan iman dan kasih dalam Kristus Yesus.

Sabda ini benar, dan patut diterima sepenuhnya, yaitu bahwa Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang-orang berdosa. Dari antara mereka akulah yang paling berdosa. Tetapi justru karena itu, aku dikasihani, agar dalam diriku sebagai orang yang paling berdosa ini, Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya. Dengan demikian aku menjadi contoh bagi mereka yang kemudian percaya kepada-Nya dan memperoleh hidup yang kekal. Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa.  Amin.

Demikianlah Sabda Tuhan.

BAIT PENGANTAR INJIL

Alleluia, alleluia, Alleluia.
Dalam Kristus Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya, dan telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.
Alleluia, alleluia, Alleluia.


BACAAN INJIL                                (Luk. 15:1-32)
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat.

Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasa datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya, "Ia menerima orang-orang berdosa, dan makan bersama-sama dengan mereka."

Maka Yesus menyampaikan perumpamaan ini kepada mereka,"Siapakah di antara kamu
yang mempunyai seratus ekor domba lalu kehilangan seekor, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? Dan kalau telah menemukannya, ia meletakkan domba itu di atas bahu dengan gembira, dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata, 'Bersukacitalah bersama aku, sebab dombaku yang hilang itu telah kutemukan.' Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan. Atau perempuan manakah yang mempunyai sepuluh dirham, lalu kehilangan satu di antaranya, tidak menyalakan pelita dan menyapu rumah serta mencarinya dengan cermat sampai ia menemukannya? Dan kalau telah menemukannya, ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata, 'Bersukacitalah bersama aku, sebab dirhamku yang hilang itu telah kutemukan.'

Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah
karena satu orang berdosa yang bertobat."

Yesus berkata lagi, "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki. Kata yang bungsu kepada ayahnya,
'Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku.' Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu, lalu pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya.

Setelah dihabiskan semua harta miliknya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu, dan ia pun mulai melarat. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu.
Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babi. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorang pun yang memberikannya kepadanya.

Lalu ia menyadari keadaannya, katanya, 'Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya,
tetapi aku di sini mati kelaparan. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku, dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak Bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan Bapa.


Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya. Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihat dia, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.
Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia.


Kata anak itu kepadanya, 'Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa.'
Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya, 'Lekaslah bawa ke mari jubah yang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya; pasanglah cincin pada jarinya, dan sepatu pada kakinya. Dan ambillah anak lembu tambun itu, sembelihlah dia dan marilah kita makan dan bersukacita. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.

Tetapi anaknya yang sulung sedang berada di ladang. Ketika pulang dan dekat ke rumah, ia mendengar bunyi seruling dan nyanyian tari-tarian.
Lalu ia memanggil salah seorang hamba dan bertanya kepadanya apa arti semuanya itu. Jawab hamba itu, 'Adikmu telah kembali, dan ayahmu telah menyembelih anak lembu tambun, karena ia mendapat kembali anak itu dengan sehat.'

Maka marahlah anak sulung itu dan ia tidak mau masuk. Lalu ayahnya keluar dan berbicara dengan dia.
Tetapi ia menjawab ayahnya, katanya, 'Telah bertahun-tahun aku melayani Bapa,
dan belum pernah aku melanggar perintah Bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing pun untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak Bapa yang telah memboroskan harta kekayaan Bapa bersama dengan pelacur-pelacur, maka Bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.' Kata ayahnya kepadanya, 'Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali'."

Demikianlah Injil Tuhan.

Friday, 6 September 2019

Buletin Gereja - Ahad, 08 September 2019


Pembacaan Hari Minggu - Ahad, 8 September 2019



BACAAN PERTAMA                                                              (Keb. 9:13-18)
Pembacaan dari Kitab Kebijaksanaan:

Siapakah yang dapat memikirkan apa yang dikehendaki Tuhan?

Manusia manakah dapat mengenal rencana Allah, atau siapakah dapat memikirkan apa yang dikehendaki Tuhan? Pikiran segala makhluk yang fana adalah hina, dan pertimbangan kami ini tidak tetap. Sebab jiwa dibebani oleh badan yang fana, dan kemah dari tanah memberatkan budi yang banyak berpikir. Sukar kami menerka apa yang ada di bumi, dan dengan susah payah kami menemukan apa yang ada di tangan, tapi siapa gerangan telah menyelami apa yang ada di surga? Siapa gerangan dapat mengenal kehendak-Mu, kalau Engkau sendiri tidak menganugerahkan kebijaksanaan, dan jika Roh Kudus-Mu dari atas tidak Kauutus? Demikianlah diluruskan lorong orang yang ada di bumi, dan kepada manusia diajarkan apa yang berkenan pada-Mu, maka oleh kebijaksanaan mereka diselamatkan.
Demikianlah Sabda Tuhan.


MAZMUR TANGGAPAN                                                      (Mzm. 90:3-4.5-6.12-13.14.17)


Ulangan : Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun temurun.

1.        Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, “Kembalilah, hai anak-anak manusia!” Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.

Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun temurun.

2.              Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi, seperti rumput yang bertumbuh: di waktu pagi tumbuh yang berkembang, di waktu petang sudah lisut dan layu.

Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun temurun.

3.              Ajarlah kami menghitung hari-hari kami, hinggalah kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, -- berapa lama lagi? – dan sayangilah hamba-hamba-Mu!

Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun temurun.

4.              Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih-setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat. Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas kami! Teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah!

Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun temurun.


BACAAN KEDUA                                                                               (Flm 1:9b-10.12-17)
Pembacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Filemon:

Terimalah dia, bukan sebagai hamba, melainkan sebagai saudara terkasih.

Saudara yang terkasih, Aku, Paulus, yang sudah menjadi tua, dan kini dipenjarakan karena Kristus Yesus, mengajukan permintaan kepadamu mengenai anak yang kudapat selagi aku dalam penjara, yakni Onesimus. Dia, buah hatiku ini, kusuruh kembali kepadamu. Sebenarnya aku mau menahan dia di sini sebagai gantimu untuk melayani aku selama aku dipenjarakan demi Injil. Tetapi tanpa persetujuanmu, aku tidak mau berbuat sesuatu, supaya yang baik itu kaulakukan bukan karena terpaksa, melainkan dengan sukarela. Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya, bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih daripada itu, yaitu sebagai saudara terkasih. Bagiku ia sudah saudara, apalagi bagimu, baik secara manusiawi maupun di dalam Tuhan. Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah dia seperti aku sendiri.

Demikianlah Sabda Tuhan.


BAIT PENGANTAR INJIL 

Alleluia, alleluia, Alleluia.
Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.
Alleluia, alleluia, Alleluia.


BACAAN INJIL                                     (Luk. 14:25-33)
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas:

Barangsiapa tidak melepaskan diri dari segala miliknya, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.

Pada suatu ketika orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Yesus berkata kepada mereka, "Jika seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Barangsiapa tidak memanggul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.

Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran belanja, apakah uangnya cukup untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Jangan-jangan sesudah meletakkan dasar ia tidak dapat menyelesaikannya. Lalu semua orang yang melihat itu akan mengejek dengan berkata, 'Orang itu mulai membangun, tetapi tidak dapat menyelesaikannya'! Atau raja manakah yang hendak berperang melawan raja lain tidak duduk untuk mempertimbangkan dahulu, apakah dengan sepuluh ribu orang ia dapat melawan musuh yang datang menyerang dengan dua puluh ribu orang? Jikalau tidak dapat, ia akan mengirim utusan selama musuh masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian. Demikianlah setiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan diri dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku."

Demikianlah Injil Tuhan.